Minggu, 23 November 2014

SOP / CARA PENANGANAN LUKA PADA PASIEN


SOP

UGD

Tanggal Terbit

………

Disetujui oleh,




Pengertian
Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Tujuan
Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan
Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak pada luka putus tendon
Prosedur
PERSIAPAN ALAT :
Streril
  1. Bak instrumen
    1. Spuit irigasi 50 cc
    2. Soft koteker
    3. Pinset anatomis
    4. Pinset chirrugis
    5. Gunting jaringan
    6. Arteri klem
    7. Knop sonde
    8. Container untuk cairan irigasi
    9. Naal foulder
  2. Kassa dan depres dalam tromol
  3. Handschone / gloves steril
  4. Neerbeken (bengkok)
  5. Kom kecil/ sedang
  6. Heacting set
  7. Spuit 3 cc
  8. Pembalut sesuai kebutuhan
    1. Kasa
    2. Kasa gulung
    3. Sufratul
  9. Topical terapi
    1. Oxytetraciclin salep /
    2. Gentamicin salep 0,3 %
    3. Lidokain ampul
  10. Cairan pencuci luka dan disinfektan
    1. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
    2. Betadine

Persiapan Alat :
Non Streril
  1. Schort / Gown
  2. Perlak + Alas Perlak / Underpad
  3. Sketsel / Tirai
  4. Gunting Verband
  5. Neerbeken / Bengkok
  6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
  7. Tempat Sampah



Penatalaksaan Luka Kll.
1.      Informed Concern Dan Penjelasan
2.      Pemeriksaan Ttv
3.      A. Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras
1)        Persiapan Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa Didekatkan Cairan Ns Dan Betadine
2)        Pembersihan Dengan Ns
3)        Setelah Itu Diberi Betadine / Sufratul
4)        Bersihkan Peralatan
5)        Observasi
6)        Konseling

        B.  Penatalaksaan Perawatan Luka Robek
1)        Persiapan Pasien Dan Informed Concern
2)        Semua Alat Disiapkan
3)        Suntikan Dengan Lidokain Merata
4)        Dibersihkan Dengan Ns /Perhidrol
5)        Diberikan Disinfektan Dengan Betadine
6)        Heacting (Sesuai Sop Heacting)
7)        Diberikan Tulle Atau Salep Oxitetraciclin
8)        Ditutup Dengan Kasa Steril
9)        Diplester / Hipafix
10)    Bersihkan Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka.
11)    Bereskan Peralatan
12)    Observasi
Konseling

Unit terkait
IGD dan Rawat inap


SOP PENGGUNAAN DC SHOK (KARDIOVERSI)


SOP

UGD

Tanggal Terbit

………

Disetujui oleh,




Pengertian
Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui dinding dada dengan menggunakan defibrillator
Tujuan
Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan kelainan organic jantung lainnya
Kebijakan
Digunakan pada pasien yang mengalami gangguan kelistrikan pada jantung
Prosedur
A.  Alat
1.        Alat Defibrilator
2.        Jelly
3.        Elektroda
4.        Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)

B.  Penatalaksanaan
1.      Memberikan penjelasan kapada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2.      Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3.      Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
4.      Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
5.      Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk mencegah kekeliruan
6.      Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
7.      Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid aksila
8.      Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
9.      Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
10.  Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan memberi watt second yang lebih tinggi
11.  Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.    Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
2.    Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon
3.    Setiap perubahan gambaran EKG harus di print
Unit terkait
Unit Gawat Darurat / UGD.



Sabtu, 22 November 2014

SOP / PPK PERAWATAN LUKA BAKAR

Pengertian
Membersihkan pasien luka bakar dengan menggunakan cairan fisiologis dan cairan desinfektan.
Tujuan
1.    Mencegah terjadinya infeksi
2.    Mengangkat jaringan nekrotik
Kebijakan

Prosedur
A.      Persiapan Alat :
1.        Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2.        Set ganti balutan steril
3.        Sepuit 10 cc
4.        Kasa steril
5.        Verband sesuai dengan ukuran kebutuhan
6.        Bengkok
7.        Obat-obatan sesuai program
8.        NaCl 0,9 % / aquadest
B.       Pelaksanaan :
1.      Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2.      Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort).
3.      Mengatur posisi klien di bed tindakan supaya  luka dapat terlihat jelas dan mudah dilakukan perawatan luka
4.      Bila luka bakar tertutup pakaian maka minta ijin untuk membuka pakaian supaya luka terlihat jelas dan membuka pakaian dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%.
5.      Membersihkan luka bakar  dengan cara mengirigasi yaitu dengan cara mengaliri bagian luka menggunakan NaCl 0,9% dengan meletakan bengkok di bawah luka terlebih dahulu..
6.      Melakukan debridement bila terdapat jaringan nekrotik dengan cara memotong bagian nekrotik dengan mengangkat jaringan nekrotik menggunakan pinset chirurgis dan  digunting dengan  gunting chirurgis mulai dari bagian yang tipis menuju ke bagian tebal.
7.      Bila ada bula dipecah dengan cara ditusuk dengan jarum spuit steril sejajar dengan  permukaan kulit dibagian pinggir bula kemudian dilakukan pemotongan kulit bula dimulai dari pinggir dengan menggunakan gunting dan pinset chirugis.
8.      Mengeringkan luka dengan  cara mengambil kasa steril dengan pinset anatomis lalu kasa steril ditekankan pelan-pelan sehingga luka benar-benar dalam kondisi kering.
9.      Memberikan obat topical (silver sulfadiazin) sesuai luas luka dengan menggunakan dua jari  yang telah diolesi obat tersebut.
10.  Menutup luka dengan kasa steril.
11.  Memasang  plester dengan digunting sesuai ukuran dan ditempelkan di atas kasa steril.
12.  Menjelaskan bahwa perawatan luka telah selesai.
13.  Membersihkan alat  medis ( lihat SOP Sterilisasi).
14.  Membersihkan sampah medis (lihat SOP Membuang Sampah Medis).
15.   Mengobservasi keadaan umum pasien  :
a.    Tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
b.    Posisi jarum infus, kelancaran tetesan infus.
c.    Melaporkan segera kepada dokter bila terdapat perubahan keadaan umum
Unit terkait
Unit Gawat Darurat / UGD.

Jumat, 21 November 2014

SOP IGD: CARA MENJAHIT LUKA


SOP

UGD

Tanggal Terbit

………

Disetujui oleh,




Pengertian
Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan oleh karena trauma.
Tujuan
Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut.
Kebijakan
Dilakukan oleh perawat yang terampil.
Prosedur
Persiapan alat : .
a.      Alkes yang tidak steril           b.  Alkes yang steril      
1.      Brancart                                              ( Heacting set )
2.     Cauter                                              a. gunting lurus
3.     Tempat sampah tertutup medis       b. gunting benkok lancip
4.     Sterilisator                                       c. klem : kean,kocker                      
5.     Tensimeter                                      d. pinset anatomi
6.     Stetoskop                                        e. pinset chirrurghie
7.     Bengkok                                          f. nalid voeder
8.     Gunting ferband                              g. jarum hecting  bulat
9.     Ferban Gulung                                 h. jarum heacting segitiga
10. Baskom steril / cucing                      i. handscoen steril
11. Masker                                              j. benang jahuit catgut,zeide
12. Ferband                                            k. Duk lubang steril
13. Plester :                                             l. Kasa 1 tromol ukuran sedang
14. Betadine solution
15. H2O2 3 %
16. Cairan NaCl
17. Termometer axilla
18. Timer / Jam
19. Obat anesthesi,mis Lidokain
20. Spuit 3 cc
21. Spuit 5 cc
22. Pisau cukur

Penatalaksanaan :
1.  Persiapan Pasien
a.  Jika luka ringan, / ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak perlu tindakan jahit,  luka cukup dibersihkan dengan desinfektan kemudian ditutup dengan kassa steril dan dibalut dengan ferban. Pasien diberitahu bahwa luka akan diobati tanpa dilakukan penjahitan.
b.  Jika luka robek dan kotor, maka :
     Menjelaskan pada pasien tntang tindakan yang akan dil;akukan dibersihkan dan akan dilakukan.
c.  Jika luka berat yaitu luka yang tergolong besar dan dalam dengan perdarahan banyak, prinsip penangananya adalah dengan :
1). Mencegah dan mengatasi shock, menghentikan perdarahan, mencegah infeksi , mengurangi rasa sakit.
2). Melakukan rujukan ke Rumah Sakit.
2.  Persiapan Lingkungan
a.    Suasana ruangan tenang, ventilasi cukup serta pencahayaan yang terang.
b.    Menganjurkan pada keluarga pasien untuk keluar ruangan.
c.    Pemasangan sketsel.
3.  Persiapan Petugas
a.    Mencuci tangan sesuai SOP.
b.    Memakai handschoen steril sesuai SOP.
4.  Penatalaksanaan Luka
     Membersihkan luka dengan cara :
a.  Memasang bengkok di bawah lokasi luka.
b.  Irigasi dengan perlahan dengan cairan NaCL untuk membuang kotoran di permukaan, kemudian luka dicuci pakai H2O2 terus dibilas NaCL dengan cara  menyemprotkan cairan NaCl kedalam luka, jika luka tak berongga semprotkan cairan irigasi dan pertahankan ujung spuit sekitar 2,5 cm diatas luka, melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan bersih.
c.  Membuang jaringan mati dan benda asing lainnya dengan cara menggunting jaringan yang rusak/mati tergantung pada factor bagaimana terjadinya cedera, umur luka dan adanya potensi infeksi.
d. Klem dan ikat pembuluh darah yang mengalami perdarahan atau melakukan hemostasis dengan jahitan dengan cara mengambil klem steril dengan tangan kanan yang sudah memakai handscoen steril, menjepitkan klaim pada pembuluh darah yang terputus dan meminta tolong paramedis lain untuk membantu memegangi, kemudian mengikat pembuluh darah di bagian atas klaim dengan menggunakan kedua tangan dan mengikat dengan memakai benang serap (catgut). Pengikatan dilakukan dengan menggunakan simpul bedah (surgeon’s knot).
e.  Beri desinfektan daerah luka dengan cara :
1). Mencukur rambut di sekitar luka (apabila mengganggu penutupan luka yang dilakukan oleh pendamping).
2). Membersihkan sekitar luka dengan cairan pembersih (betadin) dengan cara mengusap dari sekitar pinggir luka ke arah luar, jangan sampai cairan pembersih masuk ke dalam luka.
f.  Memasang duk di atas luka (caranya) dengan cara meletakkan duk di atas luka sehingga yang tampak hanya luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
g.  Mempersempit lapangan dengan meletakkan duk steril (duk lobang) di atas luka dengan cara meletakkan duk di atas luka sehingga yang tampak hanya luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
h.  melakukan tes sensitisasi terhadap lidocain  dengan cara :
i.  Bila hasil tes negatif dilakukan anastesi lokal dengan menyuntikkan lidokain pada sekitar luka dengan cara menyuntikan lidokain (dosis maksimum dewasa : dengan epinefrin :7 mg/kgBB maksimum 500mg, tanpa epinefrin : 4,5 mg/kgBB maksimum 300 mg) dipinggir luka diarahkan ke samping kanan dan kiri luka sampai merata.
j.   Menunggu kurang lebih 5 menit.
k.  Memastikan anestesi sudah bekerja, dengan cara menyentuh bagian yang dianestesi kemudian menanyakan kepada pasien apakah masih merasakan sakit  atau tidak, tebal atau tidak.
l. Menjahit luka disesuikan dengan kondisinya, waktu selama cedera  berlangsung, derajat kontaminasi dan vaskularisasi.: luka lebih dari 8 jam masuk kontaminasi maka jarak jahitan satu dan lainya 1 sampai 1,5 cm Bila kurang dari 8 jam jarak jahitan 0,5 cm.
1).Memasukan benang cutgut ke dalam jarum jahit. Memotong benang disesuaikan dengan banyaknya jahitan yang akan dilakukan (satu jahitan = 5 cm benang).
 2).Lemak subkutan disatukan dengan lemak sub cutan yang terpisah dengan menggunakan pinset cirurgi .Sedikit jahitan untuk menutup ruang mati. Lihat SOP HECTING dilembar lampiran.
3). Lapisan subkutikular kemudian ditutup. Lihat SOP HEACTING.
4). Epidermis ditutup, simpul jahitan ditempatkan di samping tepi luka dan tepi kulit diratakan / dirapikan dengan hati-hati untuk meningkatkan penyembuhan optimal. Lihat SOP HEACTING.
5). Luka diolesi betadin satu arah mengambil kasa dengan pinset lalu membasahinya dengan betadin, kemudian dioleskan  di atas luka.
6). Permukaan luka ditutup dengan kasa steril kemudian direkatkan dengan plester mengambil kasa steril yang terlipat, kemudian diletakan di atas luka sampai menutup jahitan dan sekitarnya. Kemudian diplester.
m. Mengangkat duk, mengambil bengkok kemudian membuang sampah medis ketempat sampah.
n.  Setelah itu melepas handscoen (sesuai SOP Melepas Handscoen).
o.  Mencatat hasil kegiatan pada status pasien.
p.  Berikan profilaksis tetanus berdasarkan kondisi luka dan status imunisasi pasien dengan cara :
1).   Memberitahu pasien bahwa pasien akan mendapat terapi ATS.
2).   Mencuci tangan sesuai SOP.
3).   Memakai handscoen sesuai SOP.
4).   Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan (sepertiga lengan atas bagian dalam)  menyingsingkan  lengan baju ke atas sampai sendi bahu.
5).   Pasang perlak di bawah daerah yang akan dilakukan injeksi intra cutan.
6).   Ambil obat ATS dan ambil 0,1 cc diencerkan dengan aqua bidest menjadi 1cc lalu siapkan pada bak steril.
7).   Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan  dengan kapas alcohol mengambil kapas dibasahi alkohol dan dioleskan  memutar dari dalam keluar.
8).   Menegangkan dengan tangan kiri menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk meregangkan kulit sepertiga lengan atas sebagai daerah tempat penyuntikan.
9).   Lakukan penusukan dengan jarum menghadap ke atas dengan  sudut 15 - 20 derajat terhadap permukaan kulit disuntikkan subcutan.
10). Semprotkan obat sebanyak 0,1 cc hingga terjadi gelembung dengan menekan pangkal spuit pelan-pelan.
11).  Tarik  spuit  dengan pelan-pelan.
12). Melingkari daerah sekitar gelembung dengan spidol dengan diameter 2,5 cm ambil spidol  untuk menandai daerah suntikan dengan diameter 2,5 cm.
13).   Tunggu reaksi obat selama 10-15 menit.
14).  Amati daerah lingkaran bila positif tandanya adanya kemerahan atau bengkak. Observasi adanya reaksi alergi sistemik (misalnya : sulit bernafas, sulit bernafas, keringat dingin, pingsan, mual dan muntah).
15).  Kembalikan posisi klien  mengatur lengan baju pada posisi semula (diturunkan).
16).  Buang peralatan yang tidak digunakan ditempat sampah medis dan mengambili barang-barang yang sudah kotor atau tidak dipakai dan dimasukkan ketempat sampah medis.
17).   Melepas handscoen (sesuai SOP).
18).   Mencuci tangan (sesuai SOP).
19).   Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (sesuai SOP). Semua kegiatan yang telah dilakukan dicatat di rekam medis pasien.                   


Unit terkait
UGD