Rabu, 22 Februari 2017

SOP / Cara Memasang Infus

Pengertian    :

Pemasaangan infus merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit yang dilakukan bagi klien yang memerlukan cairan melalui intravena (infus). Nutrisi bagi klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral atau adanya gangguan fungsi menelan, Tindakan ini dilakukan dengan didahului pemasangan pipa lambung.

Tujuan        :
  1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
  2. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi.

Kebijakan    :

Alat dan bahan:
  1. Standar Infus.
  2. Set infus.
  3. Cairan sesuai program medik
  4. Jarum infus dengan ukuran yang sesuai.
  5. Pengalas.
  6. Torniket.
  7. Kapas alkohol.
  8. Plester.
  9. Gunting.
  10. Kasa steril
  11. Betadine
  12. Sarung tangan.

Prosedur        :

  1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
  2. Cuci tangan
  3. Hubungkan cairan dan infus set dengan mnusukkan ke bagian karet atau akses selang ke botol infus.
  4. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar.
  5. Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan dilakukan penginfusan.
  6. Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10 – 12 cmdiatas tempat penusukan dan anurkan pasien untuk menggemgam dengan gerakan sirkular (bila sadar).
  7. Gunakan sarung tangan steril.
  8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
  9. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari dibagian bawah vena dan posisi jarum (abocath) mengarah ke atas.
  10. Perhatikan keluarnya darah melalui jaru (abocath/surflo) maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena.
  11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan/dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan/disambungkan dengan selang infus.
  12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan.
  13. Lakukan fiksasi dengan kasa steril.
  14. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum.
  15. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
  16. Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran dan tipe jarum infus.

SOP Perawatan Jenazah (Procedure Caring People Death)

Pengertian
Perawatan jenasah adalah tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenasah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenasah dan melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien.

Indikasi 
Perawatan jenasah dimulai setelah dokter menyatakan kematian pasien. Jika pasien meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat kriminalitas, perawatan jenasah dilakukan setelah pemeriksaan medis lengkap melalui autopsy.

Tujuan 
Penghormatan terhadap jenasah 
Menjalankan kewajiban hukum fardlu ‘ain. (muslim) 
Jenasah dalam keadaan bersih 

Sasaran 
Pasien yang sudah meninggal 

Tenaga 
Dokter, Perawat, Bidan 

Kelengkapan sarana 
A. Sarana Medis
  • Kasa/Verban secukupnya
  • Sarung tangan bersih 
  • Pads
  • Kapas secukupnya
  • Plastik jenasah/pembungkus jenasah
  • Plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka)
  • Bengkok 1 buah 
  • Troli 

B. Sarana Non Medis 
  • Pengganjal dagu 
  • Label identifikasi
  • Tas plastic untuk tempat barang-barang klien 
  • Air dalam baskom
  • Sabun 
  • Handuk 
  • Selimut mandi 
  • Kain kafan
  • Daftar barang berharga 
  • Peniti 
  • Sisir 
  • Baju bersih 
  • Peralatan ganti balut (jika diperlukan)

7. Prosedur Tetap Pelayanan 
  1. Mempersiapkan alat dan bahan  
  2. Meyingsingkan lengan baju seragam yang panjang di atas siku.  
  3. Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang.  
  4. Memakai sarung tangan e. Perawatan jenasah 

8. STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH
a. Mempersiapkan alat dan bahan Memeriksa kembali Kasa/Verban, Sarung tangan bersih, Pads, Kapas secukupnya, Plastik jenasah/pembungkus jenasah, Plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka), Bengkok 1 buah, diatas troli bagian atas. 
b. Bila menggunakan baju lengan panjang maka lengan baju dilipat sampai di atas siku. Menyingsingkan lengan baju yang panjang sampai atas mata siku lengan. 
c. Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang. Jika menggunakan cincin, jam tangan lepaskan cincin dan jam tangan ke dalam saku. 
d. Memakai sarung tangan 
  1. Meletakkan sarung tangan steril pada posisi yang sedikit lebih tinggi dari tangan ± 15 cm dari ujung jari tangan jika tangan lurus disamping badan.  
  2. Membuka bungkus sarung tangan dengan hati-hati dan jaga agar tidak terkontaminasi.  
  3. Mengatur agar posisi jari sarung tangan mengarah ke depan pembungkus.
  4. Mengidentifikasi sarung tangan kanan dan kiri.  
  5. Mengambil sarung tangan dominan dengan tangan nondominan (pegang pada bagian dalam pergelangan sarung tangan yang terlipat ).  
  6. Memasangkan sarung tangan pada tangan dominan, pastikan sarung tangan tidak menyentuh bagian yang tidak steril.  
  7. Dengan menggunakan tangan yang sudah terpasang sarung tangan, mengambil sarung tangan berikutnya dengan memasukan empat jari ke dalam lipatan sarung tangan yang terlipat pada bagian pergelangan.  
  8. Memasang sarung tangan pada tangan nondominan dengan hati-hati dengan tidak menyentuh bagian yang tidak steril. 
  9. Menarik sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan. Jangan biarkan jari-jari tangan dominan menyentuh bagian tangan yang non dominan yang masih terbuka.  
  10. Menyesuaikan sarung tangan yang telah terpasang dengan merekatkan kedua tangan.  
  11. Melepas sarung tangan setelah selesai melakukan tindakan keperawatan dengan tangan dominan sehingga bagian dalam sarung tangan berada diluar. Kemudian genggam sarung tangan yang sudah terlepas tadi dengan tangan nondominan, lalu lepas sarung tangan nondominan sehingga sarung tangan dominan yang digenggam tadi tergulung di dalam sarung tangan nondominan.  
  12. Meletakkan sarung tangan yang telah digunakan ke bengkok  
  13. Mencuci tangan seperti yang dilakukan diawal tindakan. 
e. Perawatan Jenasah 
  1. Siapkan alat yang diperlukan dan bawa kedalam ruangan b) Atur lingkungan sekitar tempat tidur. Bila kematian terjadi pada unit multi bed, jaga privasi pasien yang lain, tutup koridor, cuci tangan.  
  2. Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur dalam posisi datar.
  3. Tempatkan tubuh dalam posisi supinasi  
  4. Tutup mata, dapat menggunakan kapas yang secara perlahan ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika mata tidak tertutup  
  5. Luruskan badan, dengan lengan menyilang tubuh pada pergelangan tangan dan menyilang abdomen. Atau telapak tangan menghadap kebawah.  
  6. Ambilo gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Jika mulut tetap tidak mau tertutup, tempatkan gulungan handukdi bawah dagu agar mulut tertutup. Tempatkan bantal di bawah kepala. 
  7. Lepaskan perhiasan dan barang berharga dihadapan keluarga. Pada umumnya, semua cincin, gelang, kalung dll di lepas dan ditempatkan pada tas plastic tempat barang berharga. Termasuk kaca mata, kartu, surat, kunci, barang religi. Beri label identitas.  
  8. Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti peraturan RS untuk disposisi (penyerahan) barang barharga. Jangan meninggalkan barang berharga. Tempatkan dikantor perawat sampai dapat disimpan ditempat yang lebih aman atau diserahka pada keluarga. Jika memungkinkan, keluarga dianjurkan untuk membawa pulang semua barang milik milik klien sebelum klien meninggal.  
  9. Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area tubuh yang terdapat kotoran seperti darah, feces, atau muntahan. Jika kotoran terjadi pada area rectum, uretra atau vagina, letakan kassa untuk menutup tiap lubang dan rekatkan dengan plester untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut. Setelah kematian, spingter otot relaks, menyebabkan incontinensia feces dan urin.  
  10. Rapikan rambut dengan sisir rambut. 
  11. Rawat drainage dan tube yang lain. Jika akan dilakukan autopsy, tube pada umumnya dibiarkan pada badan, ambil botol drainage atau bag dari tube dan tekuk tube, ketika dilakukan autopsy, tube diambil. Pastikan balon sudah dikempiskan sehingga tidak melukai jaringan tubuh selama pengambilan.  
  12. Ganti balutan bila ada balutan. Balutan yang koyor harus diganti dengan yang bersih. Bekas plester dihilangkan dengan bensin atau loarutan yang lain yang sesuai dengan peraturan RS. 
  13. Pakaikan pakaian yang bersih untuk diperlihatkan pada keluarga. Jika keluarga meminta untuk melihat jenasah, tempatkan pada posisi tidur, supinasi, mata tertutup, lengan menyilang di abdomen. Rapikan tempat tidur kembali.  
  14. Beri label identifikasi pada jenasah. Label identitas dengan nama, umur, dan jenis kelamin, tanggal, no RS, nomor kamar dan nama dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatan label identitas pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada dada depan pasien.  
  15. Letakan jenasah pada kain kafan sesuai dengan peraturan RS. Ikatkan kasa/verbanatau pengikat yang lain dibawah dagu dan sekitar kepala untuk menjaga agar dagu tetap tertutup. Kemudian, ikat pergelangan tangan bersama menyilangkan diatas abdomen untuk menjaga lengan dari jatuh dari brankar ketika jenasah diangkut kekamar jenasah. Letakan jenasah pada kain kafan. Lipat bagian 1 sudut kebawah menutup kepala, diikuti bagian sudut ke 2 keatas menutup kaki. Lipat bagian sudut 3 dan 4. Peniti atau plester diperlukan untuk menjaga kain kafan pada tempatnya.  
  16. Beri label pada bagian luar. Tandai identifikasi di penitikan pada bagian luar kain kafan.  
  17. Pindahkan jenasah ke kamar jenasah. Pindahkan jenasah secara perlahan ke brankar. Tutup jenasah dengan kain. Kemudian ikat dengan pengikat brankar pada bagian dada dan lutut. Pengikat untuk mencegahjenasah jatuh, tapi tidak boleh terlalu kuat sehingga dapat menyebabkan lecet.  
  18. Bereskan dan bersihkan kamar pasien.  
  19. Dokumentasikan prosedur. Pada catatan perawatan, catat waktu dan tanggal jenasah diantar kekamar jenasah. Lakukan pencatatan apakah barang berharga disimpan atau diserahkan pada keluarga. 

Hal yang diperhatikan selama melakukan SOP Perawatan Jenazah di Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas dan Instansi Kesehatan Lainnya :
  1. Berikan barang-barang milik klien pada keluarga klien atau bawa barang tersebut kekamar jenasah. Jika perhiasan atau uang diberikan pada keluarga, pastikan ada petugas/ perawat lain yang menemani. Minta tanda tangan dari anggota keluarga yang sudah dewasa untuk verifikasi penerimaan barang-barang berharga atau status dimana perhiasan masih ada pasien.
  2. Berikan support emosional kepada keluarga yang ditinggalkan dan teman dan kepada klien lain yang sekamar.
  3. Mengangkat jenasah dilakukan secara perlahan untuk mencegah lecet dan kerusakan kulit.



Sabtu, 18 Februari 2017

Cara & Procedure (SOP) Penggantian Cairan Infus

Pengertian Cairan Infus
Cairan adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Cairan tubuh didistribusi dalam dua kompartmen yang berbeda, yakni cairan ekstrasel (CES) dan cairan intrasel (CIS).

Infus adalah proses mengekstraksi unsur-unsur substansi terlarutkan (khususnya obat) atau terapi dengan cara memasukkan cairan ke dalam tubuh.

Infus adalah memasukkan cairan (cairan obat atau makanan) dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama ke dalam vena dengan menggunakan perangkat infus (infus set) secara tetesan.

Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

Penggantian Cairan Infus adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan dengan tekhnik aseptik untuk mengganti cairan infus yang telah habis dengan botol cairan infus yang baru sesuai dengan jumlah tetesan yang dibutuhkan sesuai instruksi dokter.

Tujuan Pemberian & Penggantian Cairan Infus
Adapun tujuan prosedur ini adalah untuk :
  1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit, vitamin, protein, kalori dan nitrogen pada klien yang tidak mampu mempertahankan masukan yang adekuat melalui mulut.
  2. Memulihkan keseimbangan asam-basa.
  3. Meningkatkan Tekanan Darah
  4. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan.
Persiapan Alat
  1. Cairan infus (Asering, RL, Ringerfundin, Nacl 0.9%, Dextrose 5%, Kabiven, Clinimic, dll)
  2. Jam tangan, plester K/P
  3. Kapas Alkohol
  4. Jarum
Teknik Mengganti Cairan Infus
  1. Pastikan kebutuhan klien akan penggantian botol cairan infus dan cek cairan infus sesuai 5 benar : > benar nama pasien, benar cara, benar cairan, benar waktu, benar dosis
  2. Sampaikan salam
  3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada pasien
  4. Dekatkan alat ke samping tempat tidur, jaga kesterilan alat
  5. Buka plastic botol cairan, jika ada obat yang perlu di drip dalam cairan sekalian dimasukkan dengan spuit melalui mulut botol, usap dengan kapas alkohol, lalu tutup kembali
  6. Matikan klem infus set, ambil botol yang terpasang
  7. Ambil botol yang baru, buka tutupnya, swab dengan kapas alkohol, kemudian tusukkan alat penusuk pada infus set ke mulut botol infus dari arah atas dengan posisi botol tegak lurus
  8. Gantung kantung/botol cairan
  9. Periksa adanya udara di selang, dan pastikan bilik drip terisi cairan
  10. Atur kembali tetesan sesuai program atau instruksi dokter
  11. Evaluasi respon pasien dan amati area sekitar penusukan infus
  12. Bereskan alat
  13. Sampaikan salam
  14. Cuci tangan
  15. Catat pada lembar tindakan

Senin, 13 Februari 2017

SOP (Standard Operating Procedure) Pemeriksaan EKG / ECG


PENGERTIAN PEMERIKSAAN EKG (ELEKTROKARDIOGRAFI / ELECTROCARDIOGRAPH)
Suatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang berawal dari nodus sinoatrial, yang dikonduksikan melalui jaringan serat-serat (sistem konduksi) dalam jantung yang menyebabkan jantung berkontraksi, yang dapat direkam melalui elektroda yang dilekatkan pada kulit.

TUJUAN PEMERIKSAAN EKG
1.   Mengidentifikasi adanya kelainan irama jantung (disrithmia) akibatadanya infark miokard, angina tertentu, pembesaran jantung, dan penyakit inflamasi jantung.
2.   Menilai efek obat-obatan dan mengidentifikasi ketidakseimbangan elektrolit, terutama kalsium dan kalium.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN EKG
A.  Persiapan Alat :
1.   Mesin EKG.
2.   Nierbeken.
3.   Jelly.
4.   Kapas alkohol pada tempatnya.
5.   Tissue.
6.   Washlap basah.
7.   Alat cukur (kalau perlu).
8.   Kertas dokumentasi EKG, lem, dan gunting.

B.  Persiapan Klien Sebelum Tindakan Pemeriksaan EKG:
1.   Menjelaskan kepada klien tentang tujuan tindakan pemeriksaan EKG.
2.   Melepaskan alat logam yang digunakan klien, temasuk gigi palsu.
3.   Menganjurkan klien untuk berbaring dengan tenang dan tidak bergerak selama prosedur.
4.   Menjelaskan kepada klien untuk tidak memegang pagar tempat tidur.

C. IMPLEMENTASI
1.   Mencuci tangan.
2.   Menutup sampiran.
3.   Membuka pakaian atas klien.
4. Membersihkan area ekstremitas dan dan dada yang akan dipasangi elektroda dengan menggunakan kapas alkohol. Bila terdapat rambut yang cukup tebal cukur bila perlu.
5.  Memberikan jelly pada area pemasangan dan pada elektroda.
6.  Pasang kabel dan elektroda (hindari memasang elektroda pada massa otot yang terlalu tebal atau pada struktur tulang) :
a. Kabel Merah  (R) : pada lengan kanan.
b. Kabel Kuning (L) : pada lengan kiri.
c. Kabel Hijau    (F)   : pada kaki kiri.
d. Kabel Hitam   (N) : pada kaki kanan.
e. V1 : pada interkostal ke– 4  kanan.
f.  V2 : pada interkostal ke– 4  kiri.
g. V3 : pada interkostal ke 4 – 5 antara V2 dan V4.
h. V4 : pada interkostal ke-5 linea midclavicularis kiri.
i.  V5 : horizontal terhadap V4, di linea aksilaris anterior.
j.  V6 : horizontal terhadap V5, pada lĂ­nea midaksilaris.
7.   Menghubungkan kabel ground ke washlap basah yang diletakkan di nierbeken.
8.   Menghubungkan kabel listrik mesin EKG ke sumber listrik.
9.   Menyalakan power On mesin EKG.
10.   Mengatur kecepatan gelombang pada 25 mV.
11.   Mengatur ketinggian rekaman pada skala 1.
12.   Melakukan kalibrasi 1 mV.
13.   Melakukan rekaman 12 lead.
14.   Setelah selesai, mematikan power mesin EKG dan lepaskan kabel/elektroda dari tubuh klien, kemudaian bersihkan sisa jelly yang menempel dengan tissue.
15.   Merapihkan klien dan mengembalikan alat-alat pada tempatnya.

D. DOKUMENTASI
1.   Menempelkan hasil rekaman EKG pada kertas dokumentasi EKG.
2.   Mencatat nama klien, umur, tanggal dan jam serta nama pemeriksa pada kertas dokumentasi EKG.
3.   Mencatat respon klien sebelum, selama dan sesudah melakukan prosedur.
4.   Membersihkan jel yang menempel pada kulit pasien dengan tissue.
5.   Cuci tangan

Rabu, 08 Februari 2017

SOP Pertolongan Pertama Pada Korban Overdosis Obat

PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan penyalahgunaan obat adalah penggunaan obat yang melebihi aturan pemakaian. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fisik dan psikologi, tergantung dari jenis obat yang diminum.

Penggunaan obat terlarang dapat menekan sistem saraf pusat beserta aktifitas otak. Orang yang tubuhnya dipengaruhi oleh obat menunjukkan perilaku ekstrim dari tingkatan lambat sampai hiperaktif.

Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', penggunaan obat yang disuntikkan ke badan dapat dilihat dari adanya bekas suntikan di lengan atau anggota badan lain. Perlengkapan yang digunakan untuk memakai obat juga dapat diketahui dari benda-benda di sekitarnya.

Apabila menemukan korban overdosis obat, lakukan penanganan sebagai berikut (First Aid Drug Overdose):
1. Jaga jalan pernapasan dan lakukan pernapasan buatan jika diperlukan
2. Usahakan korban tetap tersadar, gunakan lap atau handuk basah untuk menyeka wajahnya.
3. Ajak korban berbicara jika memungkinkan. Tanyakan jenis obat yang dipakai dan berapa jumlahnya.
4. Jika korban masih dalam pengaruh obat dan mulutnya masih terlihat sisa-sisa obat, keluarkan dengan mengoreknya memakai jari-jari. Usahakan agar korban tidak sampai tersedak.
5. Jika merasa situasi tidak aman, segera cari bantuan paramedis.