Rabu, 23 Desember 2015

DAFTAR KUMPULAN SOP KEPERAWATAN TERLENGKAP

Pada postingan kami sebelumnya telah dibahas mengenai pengertian SOP Keperawatan, Tujuan dari SOP Keperawatan, bentuk dan format SOP Keperawatan, Langkah dan cara membuat SOP Keperawatan. Nah, dikarenakan banyaknya permintaan dari para pembaca tentang DAFTAR SOP KEPERAWATAN TERLENGKAP maka penulis berusaha untuk membuat DAFTAR SOP RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS YANG LENGKAP.

DAFTAR SOP RUMAH SAKIT TERLENGKAP:
SOP RUANG IGD (Instalasi Gawat Darurat) :
  1. SOP Menerima pasien baru
  2. Menerima rujukan
  3. Pengkajian head to too
  4. Memasang infus
  5. SOP Memasang oksigen melalui nasal kanul, RM dan NRM
  6. SOP Asistensi intubasi
  7. Menjahit luka
  8. Resusitasi cairan
  9. SOP Triage
  10. Pemasangan neck collar
  11. Observasi pasien di IGD
  12. Penggunaan DC Syock
  13. Penanganan luka KLL
  14. SOP Penanganan luka bakar
  15. Menghentikan perdarahan
  16. Alur kegawatdaruratan
  17. SOP Pemasangan gips, bidai, dan traksi
Kumpulan SOP Poli Klinik :
  1. Menerima pasien baru
  2. SOP Mengukur berat dan tinggi badan
  3. Pengkajian rawat jalan
  4. Pengukuran TTV: Suhu, Tekanan darah, Nadi, Respirasi, dan Saturasi O2
  5. SOP Ganti balutan dan perawatan luka
  6. Mengambil darah vena
  7. Mengambil darah arteri
  8. Pemeriksaan EKG
  9. SOP Pemeriksaan gula darah
  10. SOP Pengambilan sample urin
  11. SOP Pengambilan sample dahak / sputum
  12. Pemeriksaan fisik head to too
  13. SOP Asistensi dokter
  14. Aff jahitan
Kumpulan SOP Ruang Rawat Inap :
  1. Pengkajian pasien baru
  2. SOP Pengukuran TTV: Suhu, Tekanan darah, Respirasi, Nadi dan Saturasi O2
  3. SOP Pemasangan DC / Folley Kateter dan kondom
  4. Aff jahitan
  5. SOP Ganti balutan dan perawatan luka
  6. Pemberian obat per oral
  7. Pemberian obat secara bukal
  8. Injeksi intra muscullar
  9. Injeksi intra vena
  10. Injeksi intra cutan
  11. Injeksi sub cutan
  12. Pemberian obat sub lingual
  13. Pemberian obat tetes telinga
  14. Pemberian obat tetes mata
  15. Pemberian obat topikal pada kulit
  16. Pemberian oksigen melalui nasal kanul, RM dan NRM
  17. SOP Suctioning
  18. SOP Code blue
  19. SOP Resusitasi cairan
  20. SOP Resusitasi jantung paru (RJP)
  21. SOP DC Syock
  22. Bronchial washing
  23. SOP Batung efektif
  24. Fisioterapi dada
  25. SOP Counting test
  26. SOP Nafas dalam
  27. SOP Pengambilan sample sputum, urine dan darah
  28. Pengambilan darah vena
  29. Pengambilan darah arteri
  30. SOP Inhalasi atau nebulizer
  31. Cuci tangan bersih
  32. Cuci tangan steril
  33. Memandikan pasien ditempat tidur
  34. SOP Cara melakukan ROM
  35. Memposisikan pasien miring kiri, kanan, supine, dan pronasi
  36. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda, dari kursi roda ke tempat tidur, dari tempat tidur ke brankar, dari brankar ke tempat tidur
  37. Melakukan tekhnik massase
  38. Cara melakukan kompres panas
  39. Cara melakukan kompres dingin
  40. SOP Memakai sarung tangan steril dan bersih
  41. Memakai masker yang benar
  42. SOP Perawatan jenazajah / mayat
  43. Melakukan tindakan ROM / Latihan rentang gerak
  44. Cara melakukan huknah terbaru
  45. SOP Pemberian transfusi darah
  46. Pemasangan NGT (naso gastrik tube)
  47. Pemberian makan melalui NGT
  48. Pemberian diit / makan per oral
  49. Menyiapkan tempat tidur / verbed
  50. SOP Oral hygiene / vulva hygiene / genital hygiene
  51. Cara memotong dan merawat kuku
  52. Postural drainage
  53. SOP Bilas lambung
  54. Perawatan trakheostomi
  55. Perawatan pasien dengan botol WSD (water seal drainage)
  56. SOP Persiapan pasien untuk operasi
  57. Penggunaan infus pump dan syringe pump
SOP Pelayanan Medik dan Nonmedik:
  1. SOP Penggunaan ambulance
  2. SOP Padam listrik
  3. Pengadaan stock form - form
  4. Merujuk pasien
  5. SOP Pengendalian rekam medik pasien
  6. Pemeriksaan radiologi (CT Scan baik kontras maumpun nonkontras, foto thorax dan foto tulang yang lainnya).
  7. Permintaan kassa dan Kebutuhan alat ke CSSD
  8. Pengelolaan linen rumah sakit
  9. Penggunaan APAR
  10. SOP Lapor pasien gawat atau perburukan atau penurunan kesadaran
SOP Pelayanan Ruang ICU / HCU / SCU:
  1. SOP Cara Penggunaan ventilator
  2. Asistensi intubasi
  3. Asistensi pemasangan CVC
  4. Pemasangan monitor EKG
  5. SOP Pengukuran CVP
  6. Perawatan CVP
  7. SOP Aff drain dan jahitan
  8. Penggunaan infus pump dan syiringe pump
  9. Penggunaan mesin defibrilator / DC syock
  10. Penggunaan obat - obatan penenang / sedasi
  11. SOP Ruang isolasi
  12. Penanganan pasien menjelang ajal
  13. Penanganan pasien DNR, WITH DRAWL, WITH HOLD
Itulah kumpulan SOP Keperawatan berdasarkan pembagian ruangannya. Apabila masih ada yang perlu ditambahkan atau diperbaiki silahkan berikan sarannya yang membangun demi kemajuan dunia keperawatan di Indonesia. Prinsipnya apabila peawat pandai, profesional dan terampil maka pujian tidak hanya berasal dari dokter, pasien pun tidak akan merasa segan memberikan pujian kepada kita walaupun hanya sebatas ucapan terimakasih akan tetapi sangat membanggakan bagi perawat. Nah, apabila perawat sudah bekerja sesuai dengan jobdesk dan SOP nya masing-masing maka gaji yang pantas dan sesuai pasti akan mengikuti apa yang telah kita lakukan. Ingat pesan admin, bekerjalah sesuai dengan jobdesk dan SOP yang berlaku, jangan sekali kali melakukan pekerjaan yang bukan merupakan jobdesknya sebab jika anda melakukan kesalahan maka anda akan disalahkan, dan kalaupun anda berhasil melakukan tindakan yang bukan jobdesknya anda tidak akan mendapat penghargaan ataupun pujian. Tetap semangat dan semoga bermanfaat..

Rabu, 16 Desember 2015

SOP ALUR LINEN KOTOR DAN BERSIH

PENGERTIAN LINEN :
Adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal, baju pasien, guling dan alat instrument steril lainnya.

TUJUAN ALUR LINEN :
A. Mencegah tertukarnya linen dari bagian yang satu kebagian yang lain.
B. Stock linen untuk ruang rawat terpenuhi .
C. Menjaga kualitas dan kebersihan linen agar tetap tahan lama.
D. Mengurangi komplain dari pasien,seperti : kusut, robek, luntur dll.

TUGAS PETUGAS LAUNDRY ( HOUSE KEEPING ) :
a. Mengambil linen kotor dari ruang rawat .
b. Mengantar linen bersih ke ruang dialysis sesuai dengan stock.
c. Mencocokan jumlah permintaan tambahan dengan stock yang tersedia.
d. Menyediakan tempat untuk linen umum dengan linen terinfeksi.(Bedakan warna kantong plastik).

CARA KERJA :
Ruang laundry ( linen room )
a. Linen kotor.
•Jumlah linen dihitung sesuai dengan jenisnya dan dicatat .
•Proses pencucian linen dipisahkan antara umum dengan terinfeksi.
b. Linen bersih .
•Disetrika sambil perhatikan ada bercak atau robek pada linen.
•Dilipat rapih sesuai kebutuhan.
•Linen disusun sesuai kebutuhan.


Ruang Rawat Inap, IGD, OK
1. Linen diantar ke ruang loundry setiap sore hari, sebelum memandikan pasien.
2. Masukan linen kedalam ruang linen, disusun dan diatur sesuai tempatnya.
3. Menghitung linen bersamaan dengan saat memasukan linen kedalam rak/ lemari.(Jumlah linen yang diberikan sesuai dengan jumlah linen kotor) dan dicatat di kartu stock.
4.Perhitungan stock dilakukan setiap akan mengambil lnen bersih dan memasukan linen yang baru diambil dari loundry.
5.Jika tidak sesuai dengan stock, dicari penyebabnya.
6.Linen yang telah dipakai pasien dibawa ke ruang loundry dan dimasukan ke dalam kantong plastik yang telah dibedakan warnanya, dan dipisahkan dengan yang terkontaminasi.

UNIT TERKAIT :
- Ruang Rawat Inap 
- Kamar Operasi
- Ruang Loundry
- Instalasi Gawat Darurat

SOP / CARA PEMERIKSAAN EEG (ELECTRO ENCEPHALO GRAFI)


1.  Pengertian EEG (Electro Encephalo Graphy)
Adalah suatu cara untuk merekam aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh.
2.  Prinsip Kerja Mesin EEG
Dengan elektroda yang ditempelkan pada berbagai daerah tengkorak, potensial permukaan otak direkam. Perekaman ini berlangsung terus menerus untuk beberapa menit. Tegangan yang tercatat pada kertas yang bergerak berupa gelombang-gelombang. Dengan memasang 16 elektroda pada tengkorak aktivitas seluruh otak dapat di tekan dan diselidiki. Tegangan otak sebesar 50 mikrovolt agar dapat direkam harus diperkuat sampai 1 juta kali. Oleh karena itu aliran listrik dari sumber lain seperti gerakan otot kepala atau generator listrik juga ikut tercatat (artefak)
Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang diproduksi pada ujung-ujung dendrit. Tegangan potensial neuron pada setiap waktu berbeda sehingga potensial dendrit juga berubah-ubah. Fluktuasi ini yang tercatat pada kertas EEG. 
3.   Macam-macam EEG
Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang mencerminkan adanya gaya listrik yang diproduksikan pada ujung-ujung dendrit, sebagai fenomena potensial aksi neuron-neuron yang disalurkan kedndrit-dendritnya dikorteks serebri. Potensial dendrit pada korteks selalu berubah-ubah juga. Fluktuasi inilah yang tercatat pada kertas EEG. Dari sekian banyak fluktuasi, maka dapat dibedakan menurut frekuensinya  dan menurut pada gelombangnya.
a.  Empat gelombang menurut frekuensinya :
1)    Gelombang Alfa, bersiklus 8 – 13 perdetik
2)    Gelombang Beta, bersiklus lebih dari 13 perdetik
3)    Gelombang teta, bersiklus 4 – 7 perdetik
4)    Gelombang Delta, bersilus kurang dari 4 perdetik
b.  Fluktuasi potensial otak menurut pola gelombang
1)    gelombang  lamda, muncul sebagai gelombang positif dekat lobus oksipitalis terutama jika mata menatap sesuatu dengan penuh perhatian.
2)  Gelombang tidur, sekelompok gelombang dengan frekuensi 10 – 15 siklus perdetik yang hilang pada waktu tidur dangkal, berbentuk  “spindel”.
3)   Kompleks K,  pola gabungan yang terdiri dari satu atau beberapa gelombang lambat berbaur dengan gelombang-gelombang berfrekuensi cepat, timbul karena ada rangsangan sewaktu tidur dangkal.
4)   Gelombang verteks, pola gelombang berbentuk jam, bilateral simetrik didaerah para sagital, antara daerah dan post sentral, sering muncul bersama kompleks K pada waktu tidur dangkal.
c.  Gelombang patologis
1)   Gelombang runcing (Spike) yaitu gelombang yang runcing dan berlalu cepat (kurang dari 60 milidetik) sering ia muncul secara folifasik, yaitu dengan defleksi keatas kebawah secara berselingan.
2)  Gelombang tajam (sharp wave) yaitu gelombang yang meruncing tetapi berlalu lebih lama dari 60 milidetik. Juga gelombang tajam timbul secara polifasik.
3) Gelombang runcing (spike wave)ialah kompleks yang terdiri dari gelombang runcing yang langsung disusul oleh gelombang lambat. Kompleks tersebut muncul dengan frekuensi 3 spd secara teratur, sinkron bilateral dan hilang timbul secara tiba-tiba.
4) Gelombang runcing multipel ialah ledakan dari sejumlah gelombang runcing yang bangkit sekali atau berkali-kali dan biasanya disusul oleh gelombang lambat.
5) Hypsarithmia ialah kompleks yang terdiri dari gelombang lambat yang bervoltase tinggi dan iramanya tidak teratur dimana berbaur gelombang runcing dan tajam.
4.   Indikasi Pemeriksaan EEG
a.      Penderita dicurigai atau dengan epilepsi
b.      Membedakan kelainan otak organik
c.   Mengidentifikasi infark pembuluh darah atau adanya lesi (tumor, hematom, abses)
d.      Diagnosa retardasi mental atau over dosis obat
e.      Menentukan kematian jaringan otak
5.   Penatalaksanaan Tindakan EEG
a.  Persiapan pasien
1)  Penyuluhan kesehatan
a) Penderita diberitahu hal-hal yang akan dilakukan. EEG akan dikerjakan diruangan yang aman (laboratory diagnostik) oleh teknisian EEG. Didalam ruanga penderita akan dipasang elektroda sebanyak 16-24 dengan pasta, elektroda yang kecil tersebut akan dihubungkan dengan mesin EEG, tunjukkan melalui gambar atau video cassate bila memungkinkan..
b)  Menganjurkan pada pasien untuk membebaskan rasa gelisah selama 45-60 menit, pemasangan alat bukan merupakan alat yang berbahaya.
c) Melakukan pendekatan kepada pasien untuk mengurangi kemungkinan terjadinya stres, kecemasan atau gemetaran akibat pemasangan elektroda.
d)  Menjelaskan kepada pasien bahwa pada waktu pemeriksaan  harus dalam keadaan relaksasi sempurna, duduk atau tiduran dengan tanpa gerakan sedikitpun sehingga mendapatkan hasil yang baik.
e)   Anjurkan pasien mengikuti perintah petugas selam proseur, antara lain:
-          hiperventilasi selam 3-5 menit
-          usahakan untuk tetap dapat menutup mata

2)  Fisik
a. Obat-obatan depresan susunan saraf pusat (alkohol atau tranqualizer)  atau stimulan  tidak diberikan selama 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan karena akan memberikan pengaruh terhadap aktivitas listrik otak. Dokter akan memberikan instruksi untuk pemberian anti konvulsi bila perlu 24 – 48 jam sebelum tindakan.
b. Cairan yang mengandung caffein seperti kopi, cokelat dan the tidak diberikan selama 24 jam sebelum tindakan dilakukan
c.   Rambut harus bersih, bebas dari spray, minyak lotion dan hair fastener.
d. Pasien harus makan pagi sebelum melakukan pemeruiksaan, karen ahipoglikemia menyebabkan ketidak normalan potensial listrik.
3)   Pelaksanaan / Prosedure Tindakan EEG
a)   Posisi pasien berbaring, ciptakan suasana sedemikian rupa  sehingga nyaman bagi pasien
b)  Petugas EEG menempelkan 14-16 elektroda pada lokasi yang spesifik pada kulit kepala serta menghubungkannya. Melalui kawat penghubung ke mesin/alat EEG.
c) Pencetakan garis dasar (gambar dasar) dihasilkan mengikuti 3 urutan pemeriksaan yaitu hiperventilasi, stimulasi “photic” dan tidur.
Hiperventilasi :
Pasien dianjurkan untuk melakukan hiperventilasi dengan cara mengambil nafas 30-40  nafas melalui mulut setiap menitnya selama 3-5 menit. Perlu diingat kenaikan PH serum kira-kira 7,8 akan menaikkan rangsangan neuron dan akan menyebabkan serangan aktivitas  pada pasien epilepsi
Photic stimulasi :
Cahaya yang silau difokuskan kepasien dimana pasien dianjurkan untuk menutup matanya . stimulasi ini akan menyebabkan aktivitas serangan bagi pasien yang mempunyai kecenderungan mendapat serangan
Tidur :
Pasien dianjurkan untuk tidur, jika pasien tidak bisa tidur dapat diberikan hipnotik yang bekerjanya cepat. Hasil perekaman dari aktifitas listrik tersebut diinterpretasikan oleh neurologi
4)   Setelah tindakan
-    bersihkan dan cuci rambut pasien
-    ciptakan lingkungan yang tenang sehingga pasien dapat beristirahat dengan tenang
-  berikan posisi tidur yang baik dan perhatikan pernafasan pasien terutama yang menggunakan obat hipnotik
-  observasi aktivitas kejang bagi pasien yang cenderung untuk mendapat serangan kejang.

SOP / CARA INFORMED CONSENT (Persetujuan) TINDAKAN MEDIS

Pengertian Informed Consent
Informed Consent adalah Suatu proses pengambilan persetujuan dari pasien / keluarga mengenai tindakan medis/ kedokteran yang akan dilakukan selama pasien dirawat di Rumah Sakit.

Tujuan Informed Consent
Sebagai pedoman persetujuan dari pasien atau keluarga terhadap tindakan yang dilakukan

Kebijakan
Dilakukan kepada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan Kedokteran / medis

Prosedur
A. Setelah pasien diindikasikan tindakan yang akan dilakukan oleh dokter, pasien atau keluarga dijelaskan mengenai:
  1. Pengertian tindakan yang akan dilakukan
  2. Tujuan HD
  3. Indikasi HD
  4. Komplikasi HD
  5. Prosedur tindakan HD
B. Penjelasan diberikan oleh dokter yang merawat pasien tersebut atau perawat yang sudah mendapatkan limpahan dari dokter yang merawat.

C. Yang berhak menandatangani persetujuan tindakan adalah:
  1. Pasien itu sendiri dengan usia > 18 tahun dan dalam kondisi sadar penuh
  2. Pasangan hidup pasien (istri atau suami)
  3. Orang tua / wali
  4. Bagi pasien usia < 18 tahun, wali atau orang tua atau keluarga terdekat (penanggung jawab)
D. Setelah pasien dan keluarga paham tentang tindakan medis yang akan dilakukan, kemudian menandatangani surat persetujuan yang telah tersedia dengan disertai saksi sesuai dengan format surat pernyataan.


Unit Terkait
– Ruang HD
– Rawat Inap
– Rawat Jalan
– I G D

Senin, 14 Desember 2015

SOP / Cara Tindakan Lumbal Fungsi (Pungsi)


1.      Pengertian Prosedure Lumbal Fungsi
Adalah suatu cara pengambilan cairan cerebrospinal melalui pungsi pada daerah lumbal

2.      Tujuan Tindakan Lumbal Fungsi
Mengambil cauran cerebrospinaluntuk kepentingan pemeriksaan/diagnostik maupun kepentingan therapi

3.      Indikasi dari Tindakan Lumbal Pungsi
  1. Untuk diagnostik
-          kecurigaan meningitis
-          Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
-          Pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi
-          Evaluasi hasil pengobatan

  1. Untuk Therapi
-          Pemberian obat anti neoplastik atau anti mikroba intra tekal
-          Pemberian anesthesi spinal
-          Mengurangi atau menurunkan tekanan CSF

4.      Persiapan Tindakan Lumbal Pungsi
  1. Persiapan pasien
-          Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal pungsi meliputi tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan dialami dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang diperlukan untuk mengurangi hal-hal tersebut
-          Meminta izin dari pasien/keluarga dengan menadatangani formulir kesediaan dilakukan tindakan lumbal pungsi.
-          Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan

  1. Persiapan Alat
-          Bak streil berisi jarum lumbal, spuit dan jarum, sarung tangan, kassa dan lidi kapas, botol kecil (bila akan dilakukan pemeriksaan bakteriologis), dan duk bolong.
-          Tabung reaksi tiga buah
-          Bengkok
-          Pengalas
-          Desinfektan (jodium dan alkohol) pada tempatnya
-          Plester dan gunting
-          Manometer
-          Lidokain/Xilocain
-          Masker. Gaun, tutup kepala        

5.      Prosedur Pelaksanaan Tindakan Lumbal Pungsi
  1. Posisi pasien lateral recumbent dengan bagian punggung di pinggir tempat tidur.  Lutut pada posisi fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi kedepan dagunya menepel pada dada (posisi knee chest)
  2. Pilih lokasi pungsi. Tiap celah interspinosus vertebral dibawah L2 dapat digunakan pada orang dewasa, meskipun dianjurkan L4-L5 atau L5-S1 (Krista iliaca berada dibidang prosessus spinosus L4). Beri tanda pada celah interspinosus yang telah ditentukan.
c.   Dokter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril.
d. Desinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk lapangan steril dengan duk penutup.
e.  Anesthesi kulit dengan Lidokain atau Xylokain, infiltrasi jaringan lebih dapam hingga ligamen longitudinal dan periosteum
f.   Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya  kedalam jaringan subkutis. Jarum harus memasuki  rongga interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang vertebra.
g.  Tusukkan jarum kedalam rongga subarachnoid dengan perlahan-lahan, sampai terasa lepas. Ini pertanda ligamentum flavum telah ditembus. Lepaskan stilet untuk memeriksa aliran cairan serebrospinal. Bila tidak ada aliran cairan CSF putar jarumnya karena ujung jarum mungkin tersumbat. Bila cairan tetap tidak keluar. Masukkan lagi stiletnya dan tusukka jarum lebih dalam. Cabut stiletnya pada interval sekitar 2 mm dan periksa untuk aliran cairan CSF. Ulangi cara ini sampai keluar cairan.
h. Bila akan mengetahui tekananCSF, hubungkan jarum lumbal dengan manometer pemantau tekanan, normalnya 60 – 180 mmHg dengan posisi pasien berrbaring lateral recumbent. Sebelum mengukur tekanan, tungkai dan kepala pasien harus diluruskan. Bantu pasien meluruskan kakinya perlahan-lahan.
i.    Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal, hindarkan mengedan.
j.   Untuk mengetahui  apakah rongga subarahnoid tersumbat atau tidak, petugas dapat melakukan test queckenstedt dengan cara mengoklusi salah satu vena jugularis selama I\10 detik. Bila terdapat obstruksi medulla spinalis maka tekanan tersebut tidak naik tetapi apabila tidak terdapat obstruksi pada medulla spinalis maka setelah 10 menit vena jugularis ditekan, tekanan tersebut akan naik dan turun dalam waktu 30 detik.
k.   Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan. Masukkan cairan tesbut dalam 3 tabung steril dan yang sudah berisi reagen, setiap tabung diisi 1 ml cairan CSF. Cairan ini digunakan untuk pemeriksaan hitung jenis dan hitung sel, biakan dan pewarnaan gram, protein dan glukosa. Untuk pemeriksaan none-apelt prinsipnya adalah globulin mengendap  dalam waktu 0,5 jam pada larutan asam sulfat. Cara pemeriksaanya adalah kedalam tabung reaksi masukkan reagen 0,7 ml dengan menggunakan pipet, kemudian masukkan cairan CSF 0,5 . diamkan selama 2 – 3 menit perhatikan apakah terbentuk endapan putih.
 Cara penilainnya adalah sebagai berikut:
(  - )    Cincin putih tidak dijumpai
( + )  Cincin putih sangat  tipis dilihat dengan latar belakang hitam dan bila dikocok tetap putih
          ( ++ )   Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi opolecement (berkabut)   
          ( +++ )    Cincin putih jelas dan bila dikocok cairan menjadi keruh
          ( ++++ )  Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi sangat keruh

                   Untuk test pandi bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan globulin dan albumin, prinsipnya adalah protein mengendap pada larutan jenuh fenol dalam air. cAranya adalah isilah tabung gelas arloji dengan 1 cc cairan reagen pandi kemudian teteskan 1 tetes cairan CSF, perhatikan reaksi yang terjadi apakah ada kekeruhan.
l.      Bila lumbal pungsi digunakan untuk mengeluarkan cairan liquor pada pasien dengan hydrocepalus berat maka maksimal cairan dikeluarkan adalah 100 cc.
m.   Setelah semua tindakan selesai, manometer dilepaskan masukan kembali stilet jarum lumbal kemudian lepaskan jarumnya. Pasang balutan pada bekas tusukan.

6.      Setelah Prosedur
a.       Klien tidur terletang tanpa bantal selama 2 – 4 jam
b.      Observasi tempat pungsi terhadap kemungkinan pengeluaran cairan CSF
c.       Bila timbul sakit kepala, lakukan kompres  es pada kepala, anjurkan tekhnik relaksasi, bila perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit kepala hilang.

7.      Komplikasi
a.      Herniasi Tonsiler
b.      Meningitis dan empiema epidural atau sub dural
c.      Sakit pinggang
d.      Infeksi
e.      Kista epidermoid intraspinal
f.       Kerusakan diskus intervertebralis

Sabtu, 12 Desember 2015

SOP / CARA MENGGUNAKAN INFUS PUMP


Pada saat pertama kali menggunakan, sambungkan kabel mesin ke sumber listrik selama 12 jam, mesin dalam posisi off atau posisi mati.

Langkah - langkah untuk mengoperasikan infus pump selanjutnya adalah :
1. Sambungkan kabel power ke mesin dan sumber listrik
2. Tekan tombol power ON, mesin akan melakukan “self checking”,
    semua tombol alarm akan menyala. Display akan terbaca JJJJJ atau ttttt
3. Bila display terbaca JJJJJ (posisi 1), berarti harus digunakan set infus khusus pump TS*PA atau TS*PM, bila display terbaca tttt (posisi 2),   berarti harus digunakan set infus biasa TS*A atau TK*A.
4.  Lakukan priming pada set infus, pastikan tidak ada udara di sepanjang selang.
5. Posisikan roller klem di bawah pump. Buka pintu pump, geser klem yang terletak di bawah lalu pasang set infus dan pastikan posisi set infus dalam posisi lurus, tutup kembali pintu pump.
6. Pasang drip sensor pada ruang penetesan (chamber) set infus, di antara permukaan cairan dan drip nozzle
7. Tekan topmbol INFUSION SET “15”19”20”60”, sesuai dengan set infus yang digunakan. Alur kecepatan aliran (Delivery Rate) sesuai yang dikehendaki lalu tekan tombol


^^ Puluhan naik  ^  Satuan naik
vv  Puluhan turun  v Satuan turun

Catatan :
Untuk set infus “15”19”20 tetes/ml. Max kecepatan adalah 300 ml/jam atau 75 tetes/mt.
Untuk set infus ‘60’ tetes/ml Max. kecepatan adalah 100 ml/jam atau 100 tetes/mnt

Isi nilai D.Limit (delivery Limit) dengan menekan tombol SELECT lalu tekan tombol

^^ Puluhan naik  ^  Satuan naik
vv  Puluhan turun  v Satuan turun

Jika tidak menginginkan nilai D. Limit, biarkan D.Limit ----
Pastikan D. Limit tidak terisi angka 0, karena pump tidak dapat dioperasikan.

8. Buka roler klem
9. Tekan tombol START, lampu indikator operation akan menyala, hijau. Berarti mesin mulai beroperasi.
10. Bila akan menghapus jumlah cairan yang sudah masuk ke pasien, ml CLEAR selama 2 detik.Stekan tombol STOP, lalu tekan tombol 
11. Lampu “COMPLETION” akan menyala bila volume cairan yang masuk sudah mencapai D. Limit yang diinginkan, lampu indikator  akan berwarna merah. Pada situasi ini, mesin masih berjalan dengan kecepatan minimal (1 ml/jam), untuk menjaga kepatenan IV kateter di dalam vena.
12. Untuk mengakhiri pemakaian infus pump, tekan tombol STOP, buka pintu pump, lepaskan set infus dari mesin, dan matikan mesin dengan menekan tombol POWER.

Sebagai tips: 
Jangan mencharger infus pump terlalu lama agar baterai lebih awet.
Buka dan tutup infus pump secara hati - hati.
Segera bersihkan cairan yang menetes pada dinding infus pump.
Istirahatkan infus pump agar awet. Mesin ibarat manusia jadi perlu istirahat dan tidak bisa dipakai untuk terus menerus agar mesin bisa awet.

Semoga bermanfaat....