Selasa, 23 Juni 2020

SOP Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ)



PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN (DJJ)
PADA IBU HAMIL DENGAN KARDIOMIOPATI (PPCM)


A.      FASE PRA INTERAKSI
1.      Melakukan verifikasi data
2.      Menyiapkan alat meliputi: stetoskop pinard, USG Doppler, jelly dan sarung tangan
B.       FASE ORIENTASI
1.    Mengucapkan salam
2.    Memperkenalkan diri
3.    Menjelaskan tujuan tindakan dan prosedur
4.    Melakukan kontrak waktu dan tempat
5.    Mencuci tangan
C.      FASE KERJA
1.    Menjaga privacy pasien
2.    Mengatur posisi pasien : Supinasi
3.    Membebaskan daerah abdomen dari pakaian
4.    Pemeriksaan DJJ
a.       Cara  Mendengarkan Denyut  Jantung  Janin
1)      Dengan menggunakan Stetoskop Pinard
Tentukan letak punggung janin untuk mencari daerah atau tempat denyut jantung janin. Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard digunakan dengan bagian yang berlubang luas ditempatkan menempel perut ibu, sedangkan bagian yang lubangnya sempit ditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus. Bila terdengar suatu detak, maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak ini harus disesuaikan dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis dari ibu. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinya denyut jantung janin itu.
2)      Dengan menggunakan Doppler
a)        Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan.
b)        Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udaraantara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
c)        Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin.
d)        Lakukan penyesuaian volume seperlunya denganmenggunakan tombol pengatur volume.
e)        Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui monitor.
b.      Cara menghitung denyut jantung janin
Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan dengan rentang normal selama satu menit.
c.       Hal yang dapat diketahui dalam pemeriksaan DJJ
1)      Dari adanya denyut jantung janin:
a)        Tanda pasti kehamilan
b)        Anak hidup
2)      Dari tempat denyut jantung janin terdengar
a)      Presentasi janin
b)      Posisi janin (kedudukan punggung)
c)      Sikap janin
d)      Adanya janin kembar
3)      Dari sifat denyut jantung janin: untuk mengetahui keadaan janin
d.      Bunyi yang sering terdengar ketika memeriksa denyut jantung janin
1)      Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar seperti siulan nyaring yang sinkron dengan denyut jantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di area lain tidak terdengar.
2)      Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini  dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan aliran darah ke uterus meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.
3)      Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin mendapat reaksi dari luar.
4)      Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan melalui usus ibu.
e.       Frekuensi Denyut Jantung Janin
1)      Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin. Penyebabnya:
a)      Hipoksia janin tahap lanjut
b)      Obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol; anestik untuk blok epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)
c)      Hipotensi pada ibu
d)      Kompresi tali pusat yang lama
e)      Blok jantung congenital pada janin
2)      Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin. Penyebabnya:
a)        Hipoksia janin dini
b)        Demam pada ibu
c)        Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
d)        Obat-obatan Beta-simpatomimetik (ritrodon,isoksuprin)
e)        Amnionitis
f)         Hipertiroid pada ibu
g)        Anemia pada janin
h)        Gagal jantung pada janin
i)          Aritma jantung pada janin
3)      Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 16 dan 25 denyut/menit. Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyut dengan denyut berikutnya. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik atau gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit.
Penyebab variabilitas meningkat:
a)        Hipoksia ringan dini
b)        Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu.
Penyebab variabilitas menurun:
a)        Hipoksia atau asidosis
b)        Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
c)        Prematuritas
d)        Siklus tidur janin
e)        Aritma jantung janin
D.      FASE TERMINASI
  1. Merapikan pasien
  2. Melakukan evaluasi tindakan
  3. Merapikan alat
  4. Mencuci tangan
  5. Dokumentasi














Tidak ada komentar:

Posting Komentar