Pengertian :
Upaya untuk mengembalikan fungsi
kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi
optimal.
Tujuan
:
Melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan
menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih ( AHCPR 1993, Fundamental
of nursing volume 2, potter and ferry).
Kebijakan :
Indikasi dilakukan
bladder training pada klien yang
mengalami masalah dalam hal perkemihan, klien dengan pemasangan
kateter yang lama, klien dengan inkontinensia urine.
Bladder training dilakukan pada pasien yang sadar, bladder training tidak boleh dilakukan pada pasien yang koma atau hampir koma.
Prosedur :
Peralatan :
Jam atau arloji
Air minum dalam tempatnya
Karet / penjepit
Bladder scan
Pelaksanaan :
1. Klien diberitahu dan
dijelaskan prosedur tindakan bladder training
2. Anjurkan klien
untuk memulai jadwal berkemih pad bangun tidur aetiap 2-3 jam sepanjang siang
dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari.
3. Berikan klien minum
yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih
4. Beritahu klien
untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika rangsangan berkemihnya
tidak dapat ditahan.
5. Cuci tangan.
6. Pada pasien yang
terpasang kateter jepit selang kateter dengan penjepit atau karet.
7. Beritahu klien
untuk memanggil perawat bila klien sudah ada rangsang untuk berkemih
8. Lepaskan karet /
penjepit pada selang kateter dan observasi jumlah urine yang keluar.
9. Cuci tangan.
10. Pastikan urine
sudah keluar dengan menekan kandung kemih dan laukan baldder scan untuk
meyakinkan.
11. Bila hasil bladder
scan kurang dari sama dengan 50 cc, lakukan hal ini sebanyak 3 kali.
12. Bila setelah
langkah 8 dilakukan 3 kali dan klien dapat dmerasakan urine keluar mala klien
dinyatakan berhasil dalam melakukan pola berkemih.
13. Catat hasil yang
ditemui di catatan integrasi.
Unit
Terkait :
Ruang Rawat inap.
|
Kamis, 25 Juni 2015
CONTOH PENULISAN KEBIJAKAN SOP KEPERAWATAN
SOP / CARA SUCTION YANG BENAR
PENGERTIAN
Suatu metode
untuk mengeluarkan lendir atau sekret dari jalan nafas. Penghisapan ini
biasanya dilakukan melalui mulut, nasofaring, atau trakea.
TUJUAN
1.
Mempertahankan
kepatenan jalan nafas.
2.
Mencegah
aspirasi pulmonal oleh cairan atau darahPersiapan Alat :
1. Alat
Nonsteril.
a. Alat
penghisap lendir (suction) dengan botol berisi larutan desinfektan, misal:
Lysol 2%.
b. Pinset.
c. Sarung
tangan/ handscoen.
d. 2
kom kecil tertutup: 1 kom kecil tertutup berisi aquades / NaCl 0,9% dan 1 kom
kecil tertutup berisi larutan desinfektan (savlon 1:100)
e. Tongue
spatel bila perlu.
f. Kertas
tissue.
g. Kantong
balutan kotor.
h. Plester
dan gunting.
i. 1
botol NaCl 0,9%.
j. Nierbeken
/ bengkok.
k. Oksigen.
2. Alat
Steril.
a. Kateter
penghisap (suction) steril.
Persiapan Klien
Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya penghisapan lendir.
Prosedure :
1. Menutup sampiran (kalau perlu).
2. Mencuci tangan.
3. Mengatur posisi klien.
4. Meletakkan nierbeken didekat klien.
5. Memakai handscoen bersih.
6. Menghubungkan kateter suction ke pipa suction.
7. Menyalakan mesin, masukkan kateter penghisap ke dalam
kom berisi aquades / NaCl 0,9%
8. Memasukkan
ujung kateter dengan tangan kanan ke dalam mulut / hidung sampai kerongkongan
9. Melepaskan
jepitan dan penghisap lendir dengan menarik dan memasukkan kateter dengan
perlahan-lahan dengan arah diputar.
Lama penghisapan ±
10 – 15 detik dalam 3 menit untuk mencegah hypoxia.
10. Menarik
kateter dan bersihkan dengan aquadest / NaCl 0,9%.
11. Mengulangi
prosedur sampai jalan nafas bebas dari lender.
12. Mematikan
mesin dan lepaskan kateter dari selang penghisap.
13. Merapihkan
pasien dan kembalikan keposisi semula.
14. Merapihkan
alat dan lepas sarung tangan.
15. Mencuci
Tangan
16. Mendokumentasikan tindakan
Jumat, 05 Juni 2015
SOP MEMBANTU PASIEN KE KAMAR MANDI
Pengertian
|
:
|
Memberikan pertolongan
pada pasien yang hendak BAK / BAB di kamar mandi dengan menggunakan kursi
commod
|
Tujuan
|
:
|
1. Membantu memenuhi eliminasi BAK/BAB di kamar mandi
2. Mengurangi pergerakan pasien
3. Menolong pasien yang tidak mampu ke kamar mandi secara mandiri
|
Kebijakan
|
:
|
|
Prosedur
|
:
|
1.
Persiapan alat
a.
Commod dengan
roda pengunci
b.
Bel untuk
memanggil perawat
c.
Sendal
d.
Selimut mandi
2.
Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal yang akan
dilakukan dengan posisi diatur sesuai kebutuhan.
|
|
|
|
|
3.
Pelaksanaan
a.
Letakkan commod
pada samping tempat tidur, pastikan roda commod terkunci.
b.
Pasang sandal
pasien.
c.
Instruksikan
pasien untuk menggenggam bahu perawat.
d.
Letakkan tangan
mengelilingi atau memeluk pasien. Rasional : agar tetep stabil ketika
memindahkan pasien.
e.
Putar klien ke depan
commod.
f.
Dudukkan pasien
di depan commod, gunakan posisi tubuh yang benar, pastikan pasien dalam
posisi yang aman.
g.
Tutupi pasien
dengan selimut mandi untuk kehangatan dan kesopanan.
h.
Tempatkan bel
pada area yang mudah dijangkau oleh pasien.
i.
Jaga privasi
dengan menutup pintu dan jendela.
|
Unit terkait
|
: Ruang Rawat inap
Ruang kamar ICU
|
Dokumen
|
: - Form lembar catatan perkembangan terintegrasi
- Form observasi tanda-tanda vital
|
Langganan:
Postingan (Atom)